Embunpagi adalah kristalisasi hari. Uap, asap, debu, kabut, yang terakumulasi selama sehari penuh, akan mengalami transformasi akibat kondensasi dan sublimasi, menjadi embun pagi yang murni, suci, bersih. Demikian pula Firman Tuhan, sering tersamar dalam kotornya hari, namun selalu muncul kembali dalam bentuk murni di pagi hari. Asalkan kita rela luangkan waktu, bersihkan hati, biarkan Roh
Lori Official Writer Setiap tahunnya umat Kristen pasti akan selalu merayakan peringatan tahunannya seperti Natal dan Paskah. Nah, bertepatan dengan bulan Natal kali ini, tertarik untuk membahas alasan dibalik kemeriahan perayaan Natal yang begitu jauh berbeda dengan perayaan Paskah. Beda Natal dan Paskah Sebagaimana kita tahu, Natal adalah perayaan kelahiran Yesus yang ditetapkan setiap tahunnya pada 25 Desember. Sementara Paskah adalah peringatan akan kematian Yesus di kayu Salib sebagai bentuk karya keselamatan umat manusia. Dua perayaan ini tentu berbanding terbalik, yang satunya adalah perayaan kelahiranā dan yang lainnya tentang peringatan kematianā. Sebagai momen kelahiran, orang Kristen biasanya akan merayakan Natal dengan suasana yang sangat meriah. Kemeriahan ini bukan saja berpusat di gereja atau rumah-rumah, tetapi juga di sejumlah pusat perbelanjaan dan rumah makan. Sebaliknya, orang Kristen hanya merayakan Paskah dengan cara yang sangat sederhana. Bahkan bisa dibilang tak ada acara khusus yang biasa dilakukan untuk merayakannya selain mengikuti ibadah gereja saja. Baca juga 15 Gambar dan Ucapan Natal Lengkap dengan Ayat Alkitab Lalu pertanyaannya kenapa perayaan Natal selalu lebih menyedot perhatian banyak orang dibandingkan dengan Paskah? Pendeta Yusak Soleiman, pun sudah menyimpan jawaban yang jelas dan lengkap. Sebagaimana disampaikannya, bahwa perayaan Natal nan meriah seperti sekarang ini bisa jadi hal yang patut disyukuri. Karena ternyata Natal, yang merupakan hari kelahiran Yesus, rupanya dirayakan secara global oleh semua orang. Namun kemeriahan Natal yang mendunia seperti saat ini baru terjadi selama 30 tahun belakangan, sejak dunia marketing mulai menjadikan Natal secara komersial. Komersialisasi Natal inilah yang menjadikan maknanya menjadi hilang. Sehingga orang Kristen, secara khusus, tidak lagi fokus memaknai Natal sebagai kelahiran Yesus yang dirayakan secara sederhana. Melainkan menjadikan perayaan ini justru sebagai momen untuk merayakan acara yang menguras cukup banyak perhatian, energi dan juga materi. Pendeta Yusak menekankan bahwa Natal adalah perayaan dimana orang-orang Kristen merenungi alasan besar kenapa Tuhan bersedia datang ke dunia. āNatal adalah perayaan dimana kita merenung. Kenapa Tuhan bersedia datang? Bukan aspek kemeriahannya. Tapi aspek pengorbanannya,ā kata Pendeta Yusak. Lalu kenapa perayaan Paskah jauh lebih sederhana? Berdasarkan sejarahnya, Paskah sebenarnya sudah dirayakan oleh orang-orang Kristen pertama. Sementara Natal baru muncul sekitar abad ke-4 tahun 300-an. Berdasarkan akar sejarahnya, Paskah adalah hari raya yang sangat penting dalam kekristenan. Namun pengaruh globalisasi dan komersialisasi membuat Natal menjadi perayaan yang glamor. Sementara secara psikologisnya, khususnya di negara Barat, perayaan Natal yang meriah ini dianggap menjadi cara untuk menghibur semua orang yang terjebak di rumah selama musim dingin. Jadi, gak heran jika Natal di negara-negara Barat diwarnai dengan pesta-pesta meriah yang berlangsung hingga penyambutan Tahun Baru. Baca juga Yuk Baca 15 Ayat Renungan Alkitab Ini Selama Rayakan Natal āJadi merayakan Natal itu sebenarnya bukan hanya merayakan kemeriahan. Tapi merenungkan juga kalau Tuhan datang sekarang, apa yang kita mau katakan?ā terangnya. Jadi jika ditarik pada situasi atau kondisi di Indonesia, Pendeta Yusak berpendapat bahwa menyambut Natal bukan hanya berpesta, memberi atau menerima hadiah. Tapi mempersiapkan hati untuk menyambut kedatangan Tuhan. Sudahkah kita mempersiapkan hati kita menyambut kelahiran Yesus di Natal kali ini? Mari persiapkan dirimu dari saat ini. Sumber Halaman 1
MasaPrapaskah adalah masa 40 hari sebelum Paskah, yang digunakan Gereja untuk mempersiapkan diri dalam merayakan Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus pada hari Minggu Paskah. Masa Prapaskah dimulai pada hari Rabu Abu, yaitu hari di mana umat beriman menerima tanda Salib dari abu di dahinya. Masa Prapaskah berakhir pada siang hari Sabtu Suci. Setiap agama di dunia ini memperingati hari kelahiran dan kematian dari Nabi yang mereka percayai sebagai perwujudan dari allah/ tuhan yang disembah. Namun, agama Kristen berbeda. Sebagai orang yang percaya kepada Kristus, kita mengenal hari Paskah, sebuah hari di mana Yesus yang mati itu dibangkitkan oleh Allah. Sebuah hari di mana iman Kristen kita menjadi begitu nyata, bahwa kasih Allah kepada seluruh dunia ini tidak dapat dibatasi oleh apapun, termasuk kematian. Paskah Adalah⦠Bisa dibilang Paskah adalah inti dari semua rencana Allah melalui Yesus Kristus di dunia ini. Ia lahir ke dunia dalam rupa seorang bayi lemah di palungan, di mana kita mengenalnya sebagai Hari Natal. Kemudian, Ia tumbuh dan menjadi besar, memberitakan kabar keselamatan kepada seluruh orang dari berbagai golongan, pemungut cukai, pelacur, nelayan, orang yang dikucilkan. Ia melakukan banyak mukjizat kesembuhan kepada orang berpenyakit kusta, buta, bisu, bahkan membangkitkan Lazarus dan pemuda di Nain dari kematian. Ia menjadi sosok yang begitu terkenal saat itu. Pada akhirnya, Ia dikhianati oleh murid-Nya sendiri, disiksa, dan disalibkan, dan mati tergantung di kayu salib, sebuah kematian yang begitu mengenaskan. Namun, apakah cerita berakhir? Tidak, ternyata ini barulah awal dari cerita yang sesungguhnya. Di hari yang ketiga, Yesus bangkit dari kematian. Ia menang atas maut dan dosa. Kematian dan kebangkitan-Nya telah memulihkan hubungan kita dengan Bapa yang telah rusak akibat dosa-dosa. Kebangkitan-Nya ini adalah inti dari iman Kristen yang sejati. Kita percaya bahwa Yesus telah mati dan bangkit BAGI SAYA. Ia rela berkorban dengan begitu hebat BAGI SAYA. Sayaāmanusia yang penuh dengan dosa dan cela iniādiberikan sebuah kesempatan untuk menjadi manusia yang baru karena kasih-Nya. Hidup saya kini diubahkan dan saya akan berjalan mengikut-Nya sepanjang hidup saya. Itulah inti dari Paskah. Tidak salah jika orang Kristen mengadakan ibadah di Hari Minggu, karena pada hari Minggu, kita mengimani bahwa kemenangan atas maut telah Tuhan berikan kepada kita. Kita merayakan Paskah setiap minggu, lima puluh dua kali sepanjang tahun, menyelami kembali betapa besarnya kasih Allah kepada setiap kita. Setiap minggu kita mengenang betapa besarnya kasih Allah kepada manusia yang rela mengorbankan anak-Nya sendiri ganti hukuman akibat dosa. Mengapa Kita Merayakan Paskah? Paskah mungkin tidak setenar dengan Natal. Sejak awal Desember, semua toko, mal, gereja, bahkan diskotik merayakan Natal. Ada banyak hiasan Natal, ada banyak perayaan Natal. Paduan Suara Gereja kebanjiran order di hari-hari menjelang Natal. Menurut statistik, lebih dari tiga ratus juta pesan singkat disampaikan pada hari Natal. Namun Paskah? Paskah tidak semeriah Natal. Hanya beberapa hari menjelang dan setelah Paskah kita mengucapkan selamat Paskah. Intinya, Paskah kalah pamor meskipun ia sendiri jauh lebih bermaknaādi mana Yesus mau mati dan bangkit untuk menyelamatkan manusia dari hukuman kekal. Meskipun begitu, Paskah tetaplah kita rayakan setiap tahunnya bahkan pada setiap minggu. Mengapa kita merayakan Paskah?Merayakan Paskah berarti mengimani karya Allah melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Ia melayakkan kita untuk menyebut Allah sebagai Bapa. Paskah akan selalu memberikan kita kesempatan untuk menyelami begitu besarnya kasih Allah kepada setiap kita bdk. Yohanes 316. Melalui Paskah juga, seharusnya kehidupan kita berubah menjadi semakin seperti Kristus. Selamat merayakan Paskah. āDituliskan sehari setelah Perayaan Paskah PMK ITB, di Aula Timur, 18 Mei 2012. Mengapa Kita Merayakan Paskah? Sumber Gambar BlogSpot Recommended for youAdalahhari biasa di dalam masa liturgi penting (seperti Adven, Natal, masa puasa, Paskah) yang tidak bertabrakan dengan Solemnity, Feast atau Memorial. 5. FERIA or FERIAL WEEKDAYS. Adalah hari biasa di dalam ordinary time (masa biasa) yang tidak bertabrakan dengan Solemnity, Feast atau Memorial. Jadi selalu antara Senin dan Jumat di ordinary time.Gereja yang tidak merayakan Natal adalah sejumlah aliran/denominasi gereja, sinode gereja, ataupun gereja lokal Kristen, yang tidak melakukan ibadah khusus di hari Natal. Sejumlah Gereja yang tidak merayakan Natal ini umumnya adalah denominasi atau aliran gereja dalam rumpun Kristen Protestan, beberapa di antaranya adalah ajaran sesat atau bidat Kristen. Ketujuh Gereja yang tidak merayakan Natal ini umumnya mempunyai alasan yang sama mengapa mereka tidak merayakan natal, yakni alasan doktrinal atau pemahaman terhadap ajaran Alkitab. Baca juga 2 Nabi Yang Menubuatkan Kelahiran Yesus Seperti kita tahu, perayaan natal atau peringatan kelahiran Yesus Kristus sudah menjadi suatu tradisi bagi kebanyakan aliran dan denominasi gereja Kristen. Setiap tanggal 24 Desember malam dan 25 Desember setiap tahun, gereja-gereja sibuk merayakan natal. Bukan hanya itu, di sepanjang bulan Desember setiap tahun, bahkan juga hingga bulan Januari, natal dirayakan di mana-mana. Baca juga 7 Makna Natal Yang Sesungguhnya Bukan hanya di gereja, tetapi juga di persekutuan-persekutuan doa interdenominasi, persekutuan kantor, sekolah, kampus, lingkungan tempat tinggal, dan perkumpulan-perkumpulan Kristen lainnya. Kendati demikian, tidak semua aliran/denominasi gereja Kristen yang merayakan natal. Setidaknya ada 7 gereja yang tidak merayakan natal. Ada beberapa alasan mengapa ketujuh denominasi gereja ini tidak merayakan natal. Ada denominasi gereja yang beralasan bahwa kita tidak tahu kapan Yesus lahir. Baca juga 10 Khotbah Terbaik Tentang Natal Ada denominasi gereja yang beralasan bahwa merayakan natal tidak pernah diajarkan di Alkitab, juga tidak pernah dilakukan oleh gereja-gereja di Alkitab Perjanjian Baru. Ada juga denominasi gereja yang beralasan bahwa semua hari adalah sama, tiap hari adalah hari raya, bukan hanya 25 Desember. Juga ada denominasi gereja yang beralasan bahwa 25 Desember, tanggal perayaan natal, merupakan tradisi penyembah berhala untuk merayakan dewa matahari, yang kemudian diubah oleh gereja menjadi tanggal kelahiran Yesus. Tentu adalah benar bahwa natal, yang merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah, tidak pernah dirayakan atau diperingati di Alkitab. Gereja-gereja di Perjanjian Baru tidak pernah merayakan/memperingati hari natal. Baca juga 7 Nubuat Perjanjian Lama Yang Digenapi Saat Kelahiran Yesus Alkitab juga tidak pernah mengajarkan agar orang percaya memperingati atau merayakan natal. Baik Tuhan Yesus maupun para rasulNya, tidak pernah mengajarkan hal itu. Itulah sebabnya ada sejumlah denominasi/aliran gereja Kristen Protestan yang tidak merayakan natal. Itulah juga sebabnya mengapa banyak orang non-Kristen yang mengkritik orang Kristen yang merayakan natal yang tidak diajarkan/tidak terdapat di Alkitab. Jika demikian, apakah salah jika orang Kristen merayakan natal? Tentu saja tidak. Baca juga 7 Alasan Mengapa Orang Kristen Merayakan Natal Sebab kendati perayaan natal tidak diajarkan di Alkitab dan tidak juga dipraktekkan oleh gereja mula-mula di Alkitab, tidak berarti bahwa hal tersebut adalah salah. Ada banyak alasan mengapa kita sebagai orang Kristen boleh bahkan perlu untuk merayakan natal. Sehingga merayakan natal tidaklah salah hanya karena tidak diajarkan dan dipraktekkan dalam Alkitab. Nah artikel ini akan membahas tentang 7 gereja yang tidak merayakan natal dan alasan mengapa mereka tidak merayakan natal. Berikut pembahasannya. 1. Quaker Denominasi gereja yang tidak merayakan natal, yang pertama adalah kaum Quaker. Kaum Quaker atau perkumpulan agama sahabat Religious Society of Friends adalah suatu denominasi gereja Protestan yang lahir pada abad 17 di Inggris. Gereja ini memisahkan diri dari Gereja Inggris Church of England. Pendiri Quaker adalah George Fox, seorang tukang tenun asal Inggris. Ciri khas gereja ini adalah penekanan pada pengalaman pribadi dengan Allah. Kaum Quaker mempunyai anggota dewasa sebanyak data tahun 2017, dan 49 % berada di Afrika. 2. Advent Denominasi gereja yang tidak merayakan natal, yang kedua adalah Advent. Advent atau adventis, atau Gereja Advent Hari Ketujuh, adalah aliran gereja yang berdiri pada tahun 1863 di Amerika Serikat. Aliran Advent dalam beberapa hal berbeda dari aliran-aliran gereja Protestan lainnya. Ciri utama aliran gereja Advent adalah kepeduliannya pada aturan-aturan Perjanjian Lama, terutama ibadah pada hari Sabat/Sabtu, bukan pada hari Minggu sebagaimana umumnya gereja Kristen. Selain itu Advent juga masih mengikuti aturan makanan halal dan haram; berbeda dengan aliran gereja-gereja Kristen lainnya, yang menganggap aturan-aturan Perjanjian Lama itu tidak lagi mengikat orang Kristen di Perjanjian Baru. Menurut data dari General Conference of Seventh-day Adventists, jumlah anggota jemaat gereja-gereja aliran Advent di seluruh dunia tahun 2017 adalah jiwa, yang tersebar di berbagai negara, termasuk di Indonesia. 3. Saksi Jehova Denominasi gereja yang tidak merayakan natal, yang ketiga adalah Saksi Jehova. Aliran Saksi Jehova Inggris Jehovahās Witnesses lahir pada tahun 1870-an atas prakarsa Charles Taze Russell. Saksi Jehova adalah aliran gereja protestan yang mempunyai beberapa ajaran yang sangat berbeda bahkan bertentangan dengan ajaran-ajaran gereja Protestan lainnya. Salah satunya adalah dalam hal keilahian Tuhan Yesus. Jika gereja-gereja Protestan umumnya mengakui/meyakini bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, yang ilahi, maka Saksi Jehova menolak keilahian Yesus, dan menganggapNya lebih rendah daripada Allah Bapa, bahkan diciptakan oleh Allah Bapa. Dengan demikian Saksi Jehova menolak doktrin Allah Tritunggal, yakni ajaran bahwa Allah adalah satu dalam tiga pribadi. Selain itu, Saksi Jehova juga mempunyai Alkitabnya sendiri, yang diterjemahkan mengikuti ajaran yang mereka anut. Sehingga, sebagai konsekwensinya, ayat-ayat yang merujuk pada keilahian Yesus diterjemahkan secara lain. Saksi Jehova sendiri mengklaim jumlah anggotanya sekitar 8,58 juta jiwa, yang tersebar di berbagai negara, termasuk di Indonesia. 4. Churches of Christ Gereja Kristus Denominasi gereja yang tidak merayakan natal, yang keempat adalah Churches of Christ Gereja Kristus. Church of Christ adalah sebuah denominasi gereja yang lahir dari gerakan restorasi di AS pada tahun 1906. Jumlah anggota jemaatnya lebih dari 3 juta jiwa, yang tersebar di berbagai negara, dan sepertiganya berada di AS. Secara umum gereja Church of Christ tidak berbeda dengan aliran-aliran gereja Protestan lainnya. Hanya saja gereja ini menganut sistem kepemimpinan gereja Kongregasional. Pages 1 2 1 Datanglah ke gereja. Bagi yang beragama Katolik: Pada hari Jumat Agung tidak ada misa, yang ada hanya penerimaan komuni kudus. Berdoalah di hadapan Tuhan dalam bentuk sakramen suci. Doa rosario baik untuk didoakan pada hari Jumat Agung. Selain misa kudus, banyak gereja juga mengadakan jalan salib, dan bisa Anda hadiri. PondokDaun. Hari Pondok Daun menarik sebagian orang Kristen sebab adanya pandangan bahwa di Perjanjian Baru, Rasul Paulus menegaskan bahwa segala peraturan mengenai hari-hari raya sesungguhnya merupakan bayangan atau nubuat dari apa yang harus terjadi di masa mendatang, yang menubuatkan peristiwa-peristiwa berkaitan dengan Kristus di zaman akhir.
Sebagaiumat beragama, tugas kita adalah melawan praktek-praktek ketidak-adilan dan ketidak-benaran dengan cara memberdayakan umat untuk sadar terhadap praktek dan wujud ke-harmoni-an/san yang palsu, yang diinginkan oleh para pelaku dan penyeleweng kekuasaan. Semoga kita tidak puas dengan ke-harmoni-an/san yang palsu. Selamat merayakan Paskah!
Sepertimasa Advent mempersiapkan kita menyambut Natal, demikianlah masa Lent mempersiapkan kita menyambut Jumat Agung dan Paskah. Masa Lent Pdt. Jeffrey Siauw GREEN VILLE JADWAL MINGGU SENGSARA, JUMAT AGUNG, & PASKAH 2018 SELASA27 032018pk. 19.30 Whom Do You Seek? Siapakah yang Engkau Cari? GI. INAWATY TEDDY RABU28032018pk. 19.30